Klik di sini
Rabu, 05 Desember 2012
Rabu, 21 November 2012
Rabu, 26 September 2012
Senin, 24 September 2012
Jumat, 21 September 2012
Info Kesehatan
Apa Sih Angin Duduk?
Oleh Majalah Good Housekeeping Indonesia | ghiboo.com – Kam, 6 Sep 2012 09:30 WIB
Apa Sih Angin Duduk?
Ghiboo.com - Istilah angin duduk digunakan untuk menggambarkan gejala nyeri dada seperti rasa ditekan, keluar keringat dingin, perut kembung, ulu hati seperti ditusuk-tusuk sehingga menimbulkan rasa mual, dan dianggap lebih parah dari masuk angin biasa.
Langkah yang umum dilakukan adalah dengan minum larutan tolak angin, menggosokkan balsam, atau melakukan kerokan di bagian tubuh yang dirasa sakit. Namun, bisa saja 30 menit kemudian penderita meninggal dunia.
"Itu terjadi pada suami saya. Sehari sebelum meninggal, dia masih mengajak anak-anak bersepeda. Sorenya, mencuci mobil di halaman depan. Esok paginya, dia sehat bugar ketika berangkat kerja."
"Menjelang siang, dia telepon dan mengaku nyeri dada disertai berkeringat gede-gede. Ketika teman kantor mengajaknya makan siang, mereka mendapati suami saya sudah tertelungkup ke atas meja dan tidak bernapas lagi."
"Sebelumnya, dia memang sering mengeluh nyeri di bagian bawah dada. Begitu dikerok, sembuh, makanya kami menduga itu adalah angin duduk," cerita Mercy Sinambela, 38 tahun.
Di dalam dunia medis, istilah angin duduk mengarah pada penyakit jantung yang disebut Sindroma Koroner Akut (SKA). SKA adalah salah satu manifestasi klinis dari Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian.
Gejala awalnya berupa nyeri dada yang disebut angina pectoris, yaitu suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada. Sejauh ini, penderitanya lebih banyak orang dewasa - terutama pria - yang tidak menjalankan pola atau gaya hidup sehat.
"Kasus yang paling banyak terjadi adalah pasien tidak cepat memeriksakan diri meski sudah mengalami gejala-gejala tadi. Jadi jika Anda tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik apa pun termasuk melakukan hubungan seksual. Secepatnya pergi ke rumah sakit untuk ditangani oleh ahli jantung atau dokter bagian kardiovaskular," saran dokter Femmy Nurul Akbar, SpPD yang ditemui disela-sela tugas prakteknya sebagai Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Selatan.
Angina terjadi saat istirahat dan terus menerus, biasanya lebih dari 15 menit. Angina mengalami peningkatan dengan semakin lama waktu nyerinya atau lebih mudah tercetus.
Melalui sebuah jurnalnya, Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Prof. DR. dr. Teguh Santoso, SpPD, menyarakan agar pasien segera mendapatkan pertolongan tidak lewat dari 15 menit setelah serangan nyeri pertama.
Variasi rasa nyerinya, menurut Profesor Teguh, dada seperti ditekan, diremas-remas yang rasanya menjalar ke leher dan lengan, atau merasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin. Keluhan dapat merambat ke kedua rahang gigi, bahu, serta punggung. Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti maag.
Sumber masalah sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriksi). Penyempitan tersebut menyebabkan sebagian jantung tidak mendapat oksigen dan nutrisi yang cukup, sehingga pasokan darah ke jantung pun tidak seimbang. Kondisi ini akhirnya mengakibatkan kerusakan pada otot jantung yang dapat menyebabkan kematian.
Prof. Teguh mengatakan, satu-satunya pencegahan yang dapat dilakukan hanyalah melonggarkan sumbatan yang terjadi, yaitu dengan memberikan obat antiplatelet (sel pembeku darah) dan anti koagulan. Atau mengantisipasi ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan oksigen ke jantung dengan nitat, betabloker, dan kalsium antagonis.
"Obat antiplatelet yang paling murah dan gampang, ya aspirin. Selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi nyeri, obat ini juga untuk melonggarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat. Kalau berdasarkan hasil diagnosa dokter Anda menderita gangguan jantung, sebaiknya membawa tablet antiplatelet ke manapun Anda pergi, sebagai pertolongan awal sebelum ke rumah sakit. Berikutnya, ikuti semua saran dokter dalam hal pengobatan medis dan pola hidup sehat. Kesembuhan Anda, tergantung pada kepatuhan Anda pada dokter yang menangani," tegas dokter Femmy. (ib)
(Majalah Good Housekeeping Indonesia, edisi Maret 2011)
Oleh Majalah Good Housekeeping Indonesia | ghiboo.com – Kam, 6 Sep 2012 09:30 WIB
Apa Sih Angin Duduk?
Ghiboo.com - Istilah angin duduk digunakan untuk menggambarkan gejala nyeri dada seperti rasa ditekan, keluar keringat dingin, perut kembung, ulu hati seperti ditusuk-tusuk sehingga menimbulkan rasa mual, dan dianggap lebih parah dari masuk angin biasa.
Langkah yang umum dilakukan adalah dengan minum larutan tolak angin, menggosokkan balsam, atau melakukan kerokan di bagian tubuh yang dirasa sakit. Namun, bisa saja 30 menit kemudian penderita meninggal dunia.
"Itu terjadi pada suami saya. Sehari sebelum meninggal, dia masih mengajak anak-anak bersepeda. Sorenya, mencuci mobil di halaman depan. Esok paginya, dia sehat bugar ketika berangkat kerja."
"Menjelang siang, dia telepon dan mengaku nyeri dada disertai berkeringat gede-gede. Ketika teman kantor mengajaknya makan siang, mereka mendapati suami saya sudah tertelungkup ke atas meja dan tidak bernapas lagi."
"Sebelumnya, dia memang sering mengeluh nyeri di bagian bawah dada. Begitu dikerok, sembuh, makanya kami menduga itu adalah angin duduk," cerita Mercy Sinambela, 38 tahun.
Di dalam dunia medis, istilah angin duduk mengarah pada penyakit jantung yang disebut Sindroma Koroner Akut (SKA). SKA adalah salah satu manifestasi klinis dari Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian.
Gejala awalnya berupa nyeri dada yang disebut angina pectoris, yaitu suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada. Sejauh ini, penderitanya lebih banyak orang dewasa - terutama pria - yang tidak menjalankan pola atau gaya hidup sehat.
"Kasus yang paling banyak terjadi adalah pasien tidak cepat memeriksakan diri meski sudah mengalami gejala-gejala tadi. Jadi jika Anda tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik apa pun termasuk melakukan hubungan seksual. Secepatnya pergi ke rumah sakit untuk ditangani oleh ahli jantung atau dokter bagian kardiovaskular," saran dokter Femmy Nurul Akbar, SpPD yang ditemui disela-sela tugas prakteknya sebagai Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Selatan.
Angina terjadi saat istirahat dan terus menerus, biasanya lebih dari 15 menit. Angina mengalami peningkatan dengan semakin lama waktu nyerinya atau lebih mudah tercetus.
Melalui sebuah jurnalnya, Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Prof. DR. dr. Teguh Santoso, SpPD, menyarakan agar pasien segera mendapatkan pertolongan tidak lewat dari 15 menit setelah serangan nyeri pertama.
Variasi rasa nyerinya, menurut Profesor Teguh, dada seperti ditekan, diremas-remas yang rasanya menjalar ke leher dan lengan, atau merasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin. Keluhan dapat merambat ke kedua rahang gigi, bahu, serta punggung. Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti maag.
Sumber masalah sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriksi). Penyempitan tersebut menyebabkan sebagian jantung tidak mendapat oksigen dan nutrisi yang cukup, sehingga pasokan darah ke jantung pun tidak seimbang. Kondisi ini akhirnya mengakibatkan kerusakan pada otot jantung yang dapat menyebabkan kematian.
Prof. Teguh mengatakan, satu-satunya pencegahan yang dapat dilakukan hanyalah melonggarkan sumbatan yang terjadi, yaitu dengan memberikan obat antiplatelet (sel pembeku darah) dan anti koagulan. Atau mengantisipasi ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan oksigen ke jantung dengan nitat, betabloker, dan kalsium antagonis.
"Obat antiplatelet yang paling murah dan gampang, ya aspirin. Selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi nyeri, obat ini juga untuk melonggarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat. Kalau berdasarkan hasil diagnosa dokter Anda menderita gangguan jantung, sebaiknya membawa tablet antiplatelet ke manapun Anda pergi, sebagai pertolongan awal sebelum ke rumah sakit. Berikutnya, ikuti semua saran dokter dalam hal pengobatan medis dan pola hidup sehat. Kesembuhan Anda, tergantung pada kepatuhan Anda pada dokter yang menangani," tegas dokter Femmy. (ib)
(Majalah Good Housekeeping Indonesia, edisi Maret 2011)
Rabu, 19 September 2012
Senin, 17 September 2012
Rabu, 05 September 2012
Selasa, 04 September 2012
Jumat, 31 Agustus 2012
Sabtu, 18 Agustus 2012
Guru Bernilai Jelek, Disiapkan Pelatihan Khusus Tahun Depan
YOGYAKARTA – Melihat hasil sementara uji komptensi guru (UKG) yang jeblok, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) langsung merancang agenda pembinaan. Guru-guru peserta yang mendapatkan nilai UKG jelek, wajib mengikuti pembinaan khusus tahun depan.
Di sela safari Ramadan di Yogyakarta, Minggu
(5/8) Mendikbud Mohammad Nuh mengakui jika rata-rata hasil sementara UKG
yang hanya 44,5 adalah hasil cukup jelek. Nuh mengatakan para guru peserta
UKG tidak perlu meratapi berlebihan hasil UKG tersebut.
“Dengan hasil tadi, mari kita belajar
untuk mengakui hal yang sesungguhnya. Kita sudah waktunya belajar fair,”
ucap Nuh.
Dia mengatakan hasil rata-rata UKG yang hanya
44,5 itu harus digenjot. Dia menuturkan guru yang memperoleh nilai jelek wajib
mengikuti pelatihan khusus tahun depan. Sedangkan guru yang sudah
mendapatkan nilai bagus, dilepas untuk kembali mengajar……..
Mantan Menkominfo itu mengatakan, jika sampai
saat ini nilai ambang batas kewajaran atau standar guru harus ikut pelatihan
khusus masih dalam kajian. Kemungkinan besar guru-guru yang nilainya kurang
dari 50 atau 60 akan diikutkan dalam pelatihan khusus tahun depan.
Materi-materi dalam pelatihan khusus ini
nantinya akan disesuaikan dengan hasil UKG masing-masing guru. Rata-rata Nuh
mengatakan jika para guru kesulitan menghadapi materi soal kependidikan atau
pedagogik.
Nuh mengatakan guru yang sangat jago atau
menguasai mata pelajaran yang diampu saja tidak cukup. Tetapi guru itu wajib
menguasai juga soal teori-teori kependidikan dan prakteknya.
Upaya Kemendikbud dalam meningkatkan kualitas
dan kinerja guru tidak berhenti pada pelatihan khusus tersebut. Setelah
guru-guru bernilai jelek tadi menjalani pelatihan khusus, akan dikembalikan
lagi ke sekolah masing-masing untuk mengajar.
Selanjutnya guru-guru yang memperoleh nilai
UKG bagus maupun jelek wajib menjalani penilaian kinerja secara berjangka.
“Penilaian kinerja ini diantaranya menyangkut urusan kedisiplinan,” tutur Nuh.
Dia menuturkan, penilaian kinerja ini
nantinya akan mengetahui hingga detail kinerja guru dalam mengajar. Mulai dari
urusan absensi mengajar, keterlambatan datang ke sekolah, dan urusan teknis
lainnya.
“Ibarat dokter, profesi guru juga harus
dipantau secara berkala. Tidak bisa dilepas begitu saja,” katanya.
Terkait urusan keberlanjutan UKG, Nuh
mengatakan UKG tahap pertama terus dijalankan hingga 12 Agustus mendatang.
“Walaupun ada yang macet di beberapa tempat, jalan terus,” katanya.
Untuk itu, Nuh meminta para guru yang akan
menghadapi UKG untuk menyiapkan diri dengan matang. Sehingga tidak kesulitan
dalam mengerjakan soal ujian.
Sumber NQ-net
Langganan:
Postingan (Atom)